Seorang Ayah Sanggup Pikul " Teddy Bear " Belakang Motor Untuk Anak Di Kampung !!!




Gambar di atas menggambarkan kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya. Sebelum saya membagi gambar kata kata tentang ayah ini, saya akan memberikan salah satu contoh kasih sayang seorang ayah kepada anaknya yang boleh anda menjadikan pandangan kepada kita, bahwasanya kasih sayah ayah itu besar sekali. Banyak anak-anak memandang kerja keras yang dilakukan oleh seorang ayahnya itu merupakan hanya sebuah kewajiban. Padahal disamping suatu kewajiban yang sudah di tetapkan kaum laki-laki untuk menjadi seorang ayah, sebenarnya tidak ada satupun yang mampu untuk dapat menyaingi kehebatan tangan seorang ayah yang selalu digunakan dengan gigih dan bekerja keras untuk menopang keluarganya.
Berikut ini akan saya berikan contoh gambaran kasih sayang seorang ayah kepada anaknya. Pada suatu pagi hari ada seorang ayah yang sudah lanjut usia sedang bersama anaknya yang masih muda dan baru menyelesaikan pendidikan kuliahnya, mereka duduk dihalaman rumah mereka dan berbincang-bincang tentang suasana lingkungannya. Pada waktu yang sama melintaslah seekor burung merpati lalu burung merpati tersebut hinggap dipepohonan yang ada didepan mereka. Kemudian sang ayah terus melihat burung merpati tersebut dan bertanya kepada anaknya
  • Ayah: Nak, apakah yang hinggap dipohon itu?
  • Anak: Itu burung merpati
  • Ayah: menganggukan kepalanya namun sang ayah ini menanyakan kembali pertanyaan yang sama
  • Anak: didalam hati sang anak ini mengira kalau pendengaran ayahnya sudah kurang peka, lalu dijawab lagi dengan jawaban yang sama “itu burung merpati”
  • Ayah: kembali sang ayah ini menganggukan kepalanya dan menanyakan kempali pertanyaan yang sama sampai 5 kali berturut-turut
  • Anak: mungkin kesabaran sang anak ini sudah habis untuk menjawab pertanyaan yang diulang-ulang, dengan nada kesal anak tersebut berkata “aku tidak tau bapak paham apa engga!. Sudah 5 kali bapak menanyakan hal yang sama dan akupun sudah menjawabnya tetapi masih bertanya terus!!.
  • Anak: dengan nada keras anak ini menjawab lagi pertanyaan ayahnya “itu burung merpati, burung mer… pati ayah..!!”
Setelah beberapa saat kemudian sang ayah ini masuk kedalam rumah, kemudian sang ayah keluar lagi dengan membawa sebuah buku, buku tersebut diberikan kepada anaknya. Kemudian anaknya bertanya “buku apa ini ayah?” Ayah menjawab “lihat dan baca saja buku itu”.

Kemudian anak tersebut mulai membuka dan membaca tulisan yang ada pada buku itu, buku tersebut adalah buku diary ayahnya pada waktu anaknya baru berumur 4 tahun. Isi buku tersebut adalah sebagai berikut “pada hari ini saya sedang dihalaman depan rumah bersama anak saya yang baru berumur 4 tahun. Kemudian melintas burung merpati dan hinggap didepan pepohonan yang ada didepan saya dan anak saya. Anakku terus melihat pandangannya ke burung merpati yang singgah dipohon lalu bertanya kepadaku “Ayah, apakah yang hinggap di pohon itu?” kemudian aku menjawabnya “Itu Burung Merpati”
Anakku yang baru berumur 4tahun ini terus menanyakan hal yang sama sampai 20kali. Hingga 20kali juga aku menjawab pertanyaan anakku dengan sabar demi cinta dan rasa sayang terhadap anakku ini. Aku selalu menjawab pertanyaan anaku ini. Harapanku adalah semoga hal ini boleh menjadi suatu pendidikan yang berharga.”
Setelah anak tersebut selesai membaca buku diary ayahnya yang ditulis waktu dia berumur 4tahun, kemudian si anak langsung meminta maaf kepada ayahnya yang telah lanjut usia. Anak tersebut menyesal karena telah kehilangan kesabarannya dan marah untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan ayahnya. Ayah kemudia berkata, Hari ini bapak baru bertanya pertanyaan yang sama 5 kali berturut-turut kepada kamu nak, tapi kamu menjawab dengan marah dan hilangan kesabarannmu untuk menjawab pertanyaan bapak ini.
Semoga kisah seorang anak dan ayah diatas bisa menjadi inspirasi kita semua untuk selalu berbuat baik semaksimal mungkin kepada kedua orang tua kita. Seandainya kita mempunyai ayah dan ibu yang sudah tua atau lajut usianya, Ingatlah kedua orang tua kita sudah tidak muda lagi, kekuatan dan panca indra mereka telah menurun, tidak seperti waktu muda dulu. Orang yang lanjut usianya akan kembali seperti masa kanak-kanaknya. Mereka membutuhkan simpati, perhatian dan bimbingan. Seperti kita pada waktu kecil dulu membutuhkan itu semua dari ke dua orang tua kita. Oleh karena itu, bertingkahlakulah yang baik kepada orang tua kita, bersabar dan mau mendengarkan apa yang mereka inginkan. Karena dulu orang tua kita juga melakukan semua itu dengan rasa cinta dan sayang tanpa batasan.

Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment